Title: Satu di Antara Sejuta
Author: Vianna Orchidia / Annasthacy Chashyme
Fandom: Umineko No Naku Koro Ni
Character: Ushiromiya Ange, Amakusa Juuza
Rating: K
Genre: General
Disclaimer: Umineko No Naku Koro Ni and its characters are properties of Ryukishi07. I do not receive any profit from this fictional work.
Warning: an AU where Ange and Amakusa are perfectly strangers
Summary: Satu lompatan. Satu mobil yang
sedang terparkir. Satu kebetulan, dan segalanya berubah.
-story start-
Derap kaki gadis itu semakin lambat.
Napasnya mulai tersengal, dan otot kakinya mulai menjerit. Dia memang
tidak pernah terlalu berbakat di bidang olahraga, apalagi yang tipe
lari sprint seperti ini. (Dia tidak pernah terlalu berbakat di
bidang apapun.) Tapi dia tidak bisa berhenti. Tidak sekarang. Tanpa
menoleh pun dia tahu, para pengejarnya sudah mendekat. Sembari terus
berlari otak gadis itu berputar cepat. Dia harus mencari jalan keluar
yang tidak melibatkan lebih banyak aktivitas fisik, lebih disukai
apabila dia bisa menghentikan laju para pengejarnya itu.
Saat itulah dia melihat pintu darurat
di ujung koridor.
Otomatis otaknya membentuk persamaan
mudah: pintu darurat = keluar gedung = jalan keluar.
Tanpa ragu gadis itu mendorong pintu
darurat yang membawanya langsung ke tangga darurat yang berada di
sisi luar gedung. Tangga besi itu menimbulkan bunyi berisik ketika
dia berlari meniti anak tangga satu per satu. Namun sayangnya, baru
beberapa anak tangga terlewati, pintu darurat tadi menjeblak terbuka
memuntahkan rombongan laki-laki berjas hitam yang mengejarnya. Dalam
sekejap gadis itu menyadari kesalahan dalam perhitungannya. Tangga
jelas bukan cara terbaik untuk melarikan diri.
Suara mobil yang berderum pelan memecah
konsentrasinya. Refleks, gadis itu menoleh ke bawah, di mana sebuah
mobil sedan silver sedang terparkir manis tepat di bawah posisinya
saat itu.
Sebuah ide muncul.
Gadis itu berhenti berlari. Dengan mata
hijau cemerlang dia menatap lekat satu laki-laki pengerjarnya yang
berada paling depan. Satu tarikan napas dalam-dalam, dan gadis itu
berkata, “ja na.”
Lalu ia melompat melewati pagar
pembatas.
.:.:.
Lelaki berambut perak itu menguap
lebar-lebar. Entah sudah berapa lama dia menunggu bosnya di dalam
mobil sedan itu. Bos? Ah, klien sepertinya lebih tepat. Dia bukan
tipe orang yang punya atasan.
Ngomong-ngomong, bagaimana
perjanjiannya tadi? Hari ini dia akan dapat tugas baru, sejauh itu
dia paham. Tapi kenapa dia masih di sini, kebosanan setengah mati,
dan bukannya menemui kliennya? Atau lebih baik lagi, langsung bertemu
dengan orang yang akan dia lindungi mulai hari ini. (Lagipula
dengar-dengar, anak baru itu gadis muda yang cantik.)
Kadang, pekerjaan sebagai bodyguard
itu sungguh membosankan. (Tapi bayarannya bagus. Jelas ini ladang
penghasilan yang tidak bisa dilewatkan.)
Suasana
damai di dalam mobil terusik ketika ada suara keras dari arah atap.
Bukan hanya itu, lelaki itu jelas merasakan getaran di seluruh badan
mobil. “Apa-apaan—”
Sebelum
dia sempat membuka pintu, seorang gadis berambut merah turun dari
atap mobil. (Oh, hei, roknya pendek sekali. Hm? Dia turun dari atap?)
Dan
gadis itu seenaknya masuk ke dalam, duduk tenang di bangku penumpang
seolah-olah dialah si empunya mobil.
“Jalan,”
perintah gadis itu pendek, memanfaatkan kondisi si lelaki yang masih
terpana. Sesungguhnya lelaki itu ingin menolak, mengusir gadis itu
keluar—tapi sepasang mata hijau cemerlang yang tajam menusuk itu
seolah menghipnotisnya.
Lelaki
berambut perak itu segera menurunkan rem tangan dan menginjak pedal
gas, diiringi desahan pelan dari gadis bermata hijau.
Inilah
pertemuan pertama Ushiromiya Ange dan Amakusa Juuza.
-end-
A/N : rusty writing skill is rusty. Saya harus mulai membiasakan diri untuk menulis setiap hari lagi. Entah mengapa kebiasaan itu dulu terhenti. Akibatnya sekarang saya webe dalam menulis makalah untuk assignment huhu.
Anyway, I still love Umineko. Dan baru inget kalo selain OTP (Battler/Beato), saya juga nge-ship Amakusa/Ange! Saking minoritasnya mereka, sampai saya sendiri lupa -__-" I may or may not be continuing this AU into a drabble series.
No comments:
Post a Comment