Wednesday, January 2, 2013

[Orific] Tak Bersayap

#FF2in1 sesi 2 Januari 2013 (2)
Theme Song: I Believe I Can Fly - R. Kelly

"Terbang."

Perintah yang tanpa tedeng aling-aling. Tidak berbelas kasihan. Menusuk nuraniku, sakit rasanya.

Aku merengut dan melipat tangan di depan dada. "Aku tidak bisa, Lily," jawabku tegas.

"Jangan manja. Hanya luka sedikit di sayap, kau sudah menyerah?"

Jleb. Sakit, sakit sekali. "Bukan mauku juga untuk menyerah," gerutuku pelan. Tenggorokanku terasa kering dan menyiksa tiap kali harus membahas masalah ini lagi. Sayap putihku yang masih diperban di beberapa tempat bergerak-gerak tidak nyaman di balik punggungku.

"Kalau tidak mau menyerah, dicoba dulu dong."

"Tidak bisa, Lily. Bahkan untuk menggerakkannya sedikit, rasanya sakit! Luka akibat badai waktu itu, lukanya dalam, bahkan mempengaruhi tulang dan sedikit sarafku, Lily!" Awalnya aku berusaha menjawabnya dengan tenang, namun makin lama nada suaraku makin naik, hingga pada akhirnya aku membentak gadis berperawakan mungil tersebut.

Namun anehnya, Lily hanya terkekeh. Ekspresinya menyebalkan. "Lalu bagaimana dengan kata-katamu waktu itu, heh? Katanya mau jadi yang paling cepat di negeri para malaikat ini? Katanya mau terbang dan menyentuh langit?"

Aku terdiam. Itu memang aku yang bilang. Dulu, waktu kami menonton Balap Terbang Nasional di televisi. Tapi waktu itu aku belum menderita luka ini. Bahkan untuk membuka sayap saja, aku harus bersusah payah. "Cukup, Lily. Aku pulang dulu," kataku, malas menanggapi temanku satu ini. Tidak kusangka dia tidak berperasaan seperti ini. Memang, dia juga bersamaku saat badai, dan juga terluka--bahkan ketika aku sudah boleh keluar, dia masih harus terbaring di rumah sakit ini. Tapi seburuk apa sih lukanya, dibandingkan yang kualami?

"Tunggu, Bella."

Aku berhenti tepat di depan pintu. Aku berbalik pelan, benar-benar sudah malas berada di kamar ini lebih lama. "Apa?"

"...aku harus beritahu kamu sesuatu."

"Apa?"

"...aku tidak punya sayap lagi."

Jantungku serasa berhenti. "A...pa?" Tatapanku langsung beralih ke punggungnya yang tertutup rambutnya selama ini.

"Karena badai itu. Dokter sampai harus mencabut sayapku." Dia mengangkat bahu santai. "Aku tidak bisa terbang lagi, Bella, tapi kau masih bisa. Karena itu, terbanglah. Percayalah, kau bisa."

Saat itu juga, aku bersumpah dalam hati untuk belajar terbang sekali lagi, demi Lily, sahabatku.

No comments:

Post a Comment