Judul: Grand Play (chapter 1)
Author: Vianna Orchidia
Rating: T... maybe T+
Genre: Romance/Suspense/Angst/General
Summary: Tiap kata terlontar hanyalah permainan. Kebohongan menyatu dengan kebenaran. Namun, sebagaimana drama yang pasti punya akhir, sedikit demi sedikit tirai kebenaran akan turun dan menyelubungi kebohongan sepenuhnya. Menandai berakhirnya permainan ini.
Warning: Rated for implied situations. Tidak ada nama disebutkan di chapter ini. Gaya penulisan berubah-ubah. Kadar misteri dan rahasia tinggi. See more A/N below.
A/N: Saya membuat cerita ini menggunakan tokoh rekaan (OC) dari RP Acacia punya saya dan salah satu teman saya. Jadi untuk disclaimer, tokoh wanita itu punya saya. Tokoh laki-laki punya Fue. Sayangnya karena saya payah karakterisasi, OC laki-laki ini kayaknya bakal punya sifat yang beda seratus persen dari aslinya, alias saya hanya pinjam nama dan penampilan.
Sunday, March 24, 2013
Saturday, March 23, 2013
Consolation Dress (doesnt really console me)
Konbanwa~
So maybe all of you have known (or not) that Kalafina's 4th album is out! It contains a PV of Yume no Daichi. And as usual, I was very curious about it. Would it be as boring as Hikari Furu? Or a little revolutionary like symphonia? So I downloaded it right away (piracy FTW!) then watched it.
First impression: Uhhh, another non-story just-stand-and-sing-beautifully PV. At least it's not hellishly plain like Hikaru Furu. The ladies are pretty and lovely like always. The song reminds me of symphonia yet it's calmer. It also reminds me of FictionJunction's songs.
After finished watching it, I closed it. Then went browsing again. It led me to Kalafina's blog, where the ladies just wrote a new post. Including pictures of their album promo.
Le gasp. WHAT KIND OF DRESSES ARE THOSE??
Then it dawned on me--those're the same dresses they wore in the PV! OhmyGod, their pretty faces and beautiful music had diverted my attention from their attire.
Seriously Kalafina, what happens to your fashion sense? Those dresses look like craps. Like you sewn together whatever cloth you've got. Amazingly disturbing, really. And Keiko, you sure that's not Hikaru's moonfesta dress with additional rags?
But hey, even I must admit. Those uhhh horrible dresses still look good and appealing... if worn by Kalafina ladies. So the saying that 'pretty people still look pretty in whatever attire' proves true.
I just hope they don't stick to these dresses for a long time. I much, much prefer the dresses shown at the back. Seriously.
So maybe all of you have known (or not) that Kalafina's 4th album is out! It contains a PV of Yume no Daichi. And as usual, I was very curious about it. Would it be as boring as Hikari Furu? Or a little revolutionary like symphonia? So I downloaded it right away (piracy FTW!) then watched it.
First impression: Uhhh, another non-story just-stand-and-sing-beautifully PV. At least it's not hellishly plain like Hikaru Furu. The ladies are pretty and lovely like always. The song reminds me of symphonia yet it's calmer. It also reminds me of FictionJunction's songs.
After finished watching it, I closed it. Then went browsing again. It led me to Kalafina's blog, where the ladies just wrote a new post. Including pictures of their album promo.
Le gasp. WHAT KIND OF DRESSES ARE THOSE??
Then it dawned on me--those're the same dresses they wore in the PV! OhmyGod, their pretty faces and beautiful music had diverted my attention from their attire.
Seriously Kalafina, what happens to your fashion sense? Those dresses look like craps. Like you sewn together whatever cloth you've got. Amazingly disturbing, really. And Keiko, you sure that's not Hikaru's moonfesta dress with additional rags?
But hey, even I must admit. Those uhhh horrible dresses still look good and appealing... if worn by Kalafina ladies. So the saying that 'pretty people still look pretty in whatever attire' proves true.
I just hope they don't stick to these dresses for a long time. I much, much prefer the dresses shown at the back. Seriously.
Wednesday, March 13, 2013
Not-So-Karma
Pelajaran yang diambil dari pengalaman: jangan pernah berharap untuk menghindari sesuatu.
Seriously, people. Ini pelajaran yang sudah saya terima sejak lama sih, tapi setiap kali saya tidak ingin mengakuinya. Hanya saja... reality betrays me every single time.
Kali ini ceritanya begini. Seminggu ini saya ada ujian praktik. Hari pertama adalah kimia dan biologi. Waktu mempelajari kisi-kisi praktik kimia, ada satu yang bagi saya tuh sulit banget. Menguras waktu pula. Saya pun berharap, berdoa, agar besok tidak dapat praktikum yang itu (karena nomor praktik ditentukan lewat lotere).
Dan... yah, kalian pasti sudah bisa menebak. Apa yang ingin dihindari justru disodorkan ke depan mata. Waktu ambil lotere, liat nomornya, dan liat ke arah meja praktik... Sumpah pengen teriak putus asa.
WHYYYYYYY???
Tapi mau bagaimana lagi, cuma bisa dijalani sebaik-baiknya kan? Dan pada akhirnya... saya berhasil menyelesaikan praktikum itu dengan baik dan benar dan lancar dan alhamdulillah pokoknya!
Di satu sisi saya sebal. Kenapa kayak hukum karma begini sih? Tapi di sisi lain, saya bersyukur sama Tuhan. Karena Dia sudah memaksa saya untuk membuktikan, pada diri sendiri dan pada orang lain, bahwa sebetulnya saya bisa.
Akhirnya, untuk praktik seterusnya, saya berusaha sebisa mungkin untuk nggak berharap menghindari satu materi. Hiks.
Seriously, people. Ini pelajaran yang sudah saya terima sejak lama sih, tapi setiap kali saya tidak ingin mengakuinya. Hanya saja... reality betrays me every single time.
Kali ini ceritanya begini. Seminggu ini saya ada ujian praktik. Hari pertama adalah kimia dan biologi. Waktu mempelajari kisi-kisi praktik kimia, ada satu yang bagi saya tuh sulit banget. Menguras waktu pula. Saya pun berharap, berdoa, agar besok tidak dapat praktikum yang itu (karena nomor praktik ditentukan lewat lotere).
Dan... yah, kalian pasti sudah bisa menebak. Apa yang ingin dihindari justru disodorkan ke depan mata. Waktu ambil lotere, liat nomornya, dan liat ke arah meja praktik... Sumpah pengen teriak putus asa.
WHYYYYYYY???
Tapi mau bagaimana lagi, cuma bisa dijalani sebaik-baiknya kan? Dan pada akhirnya... saya berhasil menyelesaikan praktikum itu dengan baik dan benar dan lancar dan alhamdulillah pokoknya!
Di satu sisi saya sebal. Kenapa kayak hukum karma begini sih? Tapi di sisi lain, saya bersyukur sama Tuhan. Karena Dia sudah memaksa saya untuk membuktikan, pada diri sendiri dan pada orang lain, bahwa sebetulnya saya bisa.
Akhirnya, untuk praktik seterusnya, saya berusaha sebisa mungkin untuk nggak berharap menghindari satu materi. Hiks.
[Poetry] Malam Kudus
Ibu
Di masa ku lahir, Ibuku menangis
Ia ulurkan tangan pada sang langit
Dan Ia lantunkan doa-doa suci untuk
sang bayi
Ibuku pintakan asa terindah bagiku
Jalan tanpa liku, tanpa paku
Harap dan angan dan cita kuasai
kalbu
Bahwa tawa akan selamatkan jiwanya,
musnah lenyap segala pilunya
Hari 'kan datang, ia 'kan tegak
melawan suram
Ia sematkan panji-panji suci, dan
Ia tersenyum
Ibu
-another old poem, but this one actually comes with a title. Dibuat untuk tugas bahasa Indonesia juga.
Inspired by: Seiya - Kajiura Yuki
[Poetry] Rinai Angkasa
Ribuan tetes berjatuh, jatuh dan
jatuh
Tik, tik, tik, bahana air dari
langit
Satu, dua, telah gentas daya 'tuk
berbilang
Angkasa berdendang, senandung
terdengar dalam hati
Sedihkah? Bahagiakah?
Inikah air mata sang cakrawala,
menembus ruang dan jiwa?
Ia menjanjikan harmoni bagi insan
berbutuh,
Ia berikan gundah lagi lara untuk
yang ingkar
Memang ciptaan-Nya bukan untuk
ditakar
-another old poem, no title, no date (yeah, actually i never give titles to my poems before i publish them). Dibuat untuk memenuhi tugas bahasa Indonesia membuat puisi.
[Poetry] Mengalir
Apa
yang harus kulakukan saat ini?
Hujan itu terus mengguyur
Ribuan air, ribuan derita
Ribuan tetes, ribuan cerita
Pandangan mataku memburam, tahukah kau?
Pening mulai terasa, hati kecil pun memberontak
Harum tanah basah nan terjal
Sulit melangkah dengan lubang mengancam
Hujan hanya sementara, kau berbisik
Tunggu sedikit lagi, dan matahari kau dapat
Air hujan hanya akan menyentuhmu sekejap saja.
Mereka 'kan mengalir,
tanpa kau sadari mereka hilang.
Teruslah melangkah, wahai sahabat.
Aliran air akan membimbing kita pada senyum.
-an old poem, without title, without date. Dibuat saat saya kelas 10 dulu, di akhir semester genap. Puisi yang menggambarkan betapa stresnya saya waktu itu berkat tugas yang diberikan bertubi-tubi. Puisi yang menggambarkan usaha saya untuk menyemangati diri sendiri.
Hujan itu terus mengguyur
Ribuan air, ribuan derita
Ribuan tetes, ribuan cerita
Pandangan mataku memburam, tahukah kau?
Pening mulai terasa, hati kecil pun memberontak
Harum tanah basah nan terjal
Sulit melangkah dengan lubang mengancam
Hujan hanya sementara, kau berbisik
Tunggu sedikit lagi, dan matahari kau dapat
Air hujan hanya akan menyentuhmu sekejap saja.
Mereka 'kan mengalir,
tanpa kau sadari mereka hilang.
Teruslah melangkah, wahai sahabat.
Aliran air akan membimbing kita pada senyum.
-an old poem, without title, without date. Dibuat saat saya kelas 10 dulu, di akhir semester genap. Puisi yang menggambarkan betapa stresnya saya waktu itu berkat tugas yang diberikan bertubi-tubi. Puisi yang menggambarkan usaha saya untuk menyemangati diri sendiri.
Saturday, March 9, 2013
Good Girl Gone Bad
in the land of twilight, under the moon
we dance for the idiots
ring-around-the-roses, jump to the moon
we sing with the castanets
[Kajiura Yuki - in the land of twilight, under the moon]
Adakah saat di mana kalian merasa dada ini begitu sesak, ingin meledak?
Di sini saya mau cerita tentang 'metamorfosis'. Cerita nyata. Bukan dalam novel apalagi sinetron. The best story of my life up until now.
we dance for the idiots
ring-around-the-roses, jump to the moon
we sing with the castanets
[Kajiura Yuki - in the land of twilight, under the moon]
Adakah saat di mana kalian merasa dada ini begitu sesak, ingin meledak?
Di sini saya mau cerita tentang 'metamorfosis'. Cerita nyata. Bukan dalam novel apalagi sinetron. The best story of my life up until now.
Saturday, March 2, 2013
[Poetry] Senandung Abadi
Aku mencari makna dari bisikmu
Penuh melodi mengayun, mengambang
Aku mencari makna dari lagumu
Yang mengalir dari alam pada sang Bintang
Bilakah nada ini bergaung selalu?
Bisakah engkau tak kunjung sunyi, Sayang?
Musikmu adalah doamu,
Kalimatku adalah doaku,
Berkumandang. Jauh untuk-Nya.
-02032013-
Penuh melodi mengayun, mengambang
Aku mencari makna dari lagumu
Yang mengalir dari alam pada sang Bintang
Bilakah nada ini bergaung selalu?
Bisakah engkau tak kunjung sunyi, Sayang?
Musikmu adalah doamu,
Kalimatku adalah doaku,
Berkumandang. Jauh untuk-Nya.
-02032013-
Subscribe to:
Posts (Atom)