Saturday, March 9, 2013

Good Girl Gone Bad

in the land of twilight, under the moon
we dance for the idiots
ring-around-the-roses, jump to the moon
we sing with the castanets
[Kajiura Yuki - in the land of twilight, under the moon]

Adakah saat di mana kalian merasa dada ini begitu sesak, ingin meledak?

Di sini saya mau cerita tentang 'metamorfosis'. Cerita nyata. Bukan dalam novel apalagi sinetron. The best story of my life up until now.



Sejak awal, saya adalah orang yang introvert. Dulu malah menjurus melankolis dan problematik. Kenapa? Karena saya punya kakak perempuan yang hanya beda setahun. Yang sifatnya jauh berbeda dari saya. Onee-sama itu riang, supel, bersahabat, cuek, dan banyak temannya. Pintar pula. Dan cantiknya tuh cantik santai/cuek, bukan tipe cantik karena berusaha cantik (?). Pokoknya, waktu SD onee-sama adalah role model saya. I studied hard agar bisa dapat ranking 1 terus di kelas, selama 6 tahun berturut-turut, seperti dia (walopun gagal, karena saya sempat dua kali ranking 2). I studied hard agar bisa ikut lomba dan menang, seperti dia. Semacam itulah. Goal terbesar adalah bisa menyamai atau mengalahkan onee-sama.

Di sisi lain, ada bagian dari diri saya yang merasa 'kalah'. Seakan saya hanya bisa berdiri dalam bayangan, sementara cahaya jatuh sepenuhnya pada onee-sama. Saya jadi minder. Diejek sedikiiiit saja sama onee-sama maupun onii-sama (kedua kakak saya itu jahilnya naudzubillah) pasti mewek.

Sumpah, kalo dipikir-pikir dulu saya cengeng banget. Najis argh.

 Nah, sifat yang minder ini berlanjut sampai SMP. Walaupun sudah nggak cengeng (alhamdulillah!) dan juga nggak terlalu rendah diri (berkat achievement saya yang bisa sampe OSN tingkat nasional, jauh melampaui onee-sama), tapi sifat introvert parah itu masih ada. Selama tiga tahun SMP, nggak banyak yang berubah. Tetap pendiam, cool (?), dan itu sudah membentuk image seorang Ann.

Sayang, saking pendiam itu, saya sering merasa 'unheard' alias nggak didengar. Saya merasa suara saya nggak akan pernah didengar, karena saya bukan siapa-siapa, karena saya nggak penting dibandingkan onee-sama. Baik di sekolah maupun di rumah. Sakit hati, pasti. Bertahun-tahun pula. Tapi nggak bisa nangis. Waktu itu saya udah bukan crybaby lagi, tapi malah hati batu. Hahaha. Ujung-ujungnya suka nyesek sendiri deh.

Melankolis banget kan? Seolah-olah saya adalah orang paling tragis sedunia.

Naaah, setelah lulus SMP, saya berkenalan dengan dunia maya. Dimulai dari facebook. Di sana saya berkenalan dengan banyak orang (tentunya mereka dari golongan otaku seperti saya semua), yang akhirnya jadi satu 'keluarga' sampai sekarang. Dari mereka juga saya berkenalan dengan dunia fanfiksi, yaaay! Sejak saat itu saya aktif menulis lagi. (Dulu saya memang sudah suka menulis, tapi belum punya tujuan yang pasti, jadi nggak aktif deh, nggak kayak sekarang.)

Saya bagai menemukan oase. Menulis bisa mengungkapkan apa yang sebelumnya tak terucapkan.

Setahun berlalu, keadaan masih sama. Di sekolah saya masih merasa tidak didengar. Masih pendiam. Masih cool(?). Tapi sudah menemukan sisi lain dari kepribadian saya, yakni pribadi seorang fangirl (?). Sisi lain ini masih ketutupan sama image yang terbentuk sejak bertahun-tahun lalu.

Naik ke kelas dua SMA, saya mulai berubah. Mungkin ada hubungannya dengan saya dan teman-teman yang semakin dewasa--yang pasti saya sudah nggak merasa unheard lagi. Terutama sejak peristiwa pemekaran kelas itu. Dengan anggota kelas yang makin sedikit, kami makin terbuka satu sama lain. Termasuk saya.

Seiring dengan berjalannya waktu, saya makin terbiasa menampakkan sisi 'fangirl' saya di dunia maya. Saya juga terbiasa gila-gilaan di dunia maya. Dan ada perasaan semacam "kukira, pendiam itu memang sudah sifatku. Ternyata oh ternyata, hiperaktif seperti ini jauh lebih nyaman" gitu. Dampaknya pun mulai kelihatan di dunia nyata. Kelakuan makin menjauh dari image awal.

Kelas tiga SMA, adalah masa-masa kegilaan saya. Okeee, saya masih tetap pendiam, suka baca, suka menyendiri--tapi itu nggak seluruhnya saya. The current Ann is more talkative. Kata guru bahasa Inggris saya, "makin lama makin keliatan stubborn-nya." Hahaha.

Saya juga mencoba hal-hal baru. Seperti menjadi MC lomba bahasa Inggris di sekolah. Nyanyi-nyanyi bareng di kelas. Joget dan lompat-lompat di depan panggung waktu pensi. Puas, banget, kalo sudah melakukannya.

Saya sudah menemukan jati diri. Biar kata orang ini 'bukan Ann', tapi saya sendiri merasa 'this is the real me'. Both the nerdy one, and the hype one, are me. Both sides compliment each other.

[Tinggal satu yang saya sesali. Kenapa suara nggak sekeren Hikaru sih? Jadi nggak pede kan kalo mau nyanyi-nyanyi buat melepaskan hasrat 'speak up your mind' =3=]

Terima kasih banyak untuk teman-teman di dunia maya yang sudah membantu saya dalam pembentukan karakter yang seperti ini. Makasih banyak sudah jadi teman fangirling terbaik. Makasih banyak. Kalau saya nggak memulai dari kalian, saya nggak bakal bisa memulai untuk bicara lebih banyak dan berteman dengan lebih banyak orang di dunia nyata.

Forever love from me <3

1 comment: