Thursday, November 1, 2012

[Orific] Denganmu, Bermimpi

For #FF2in1 sesi 1 November 2012 (1)
Theme song: Perahu Kertas - Maudy Ayunanda

Di dunia ini, hanya piano yang bisa menggugah hatiku. Sejak kecil aku menyentuh tuts-tuts hitam-putih, sejak kecil aku mendengar dentingnya, dan sejak kecil aku berkawan dengan piano. Satu grand piano warna putih kepunyaan keluargaku, sudah menjadi sahabat sehari-hari. Kalau dulu ada ayah dan ibuku yang memainkannya, sekarang piano itu milikku seorang, seorang.

Dulu aku menganggap, yang bisa mengalun dalam jiwaku terbatas pada piano itu dan laguku sendiri . Ternyata aku salah. Salah. Ternyata, lagunya pun mampu bergaung indah di relung hati ini.

Aku tidak bisa berhenti. Menonton jemarinya menari di atas tuts, menyenandungkan lagu favoritku. Aku tidak kuasa mengalihkan pandangan dari entakan kepalanya yang mengikuti melodi dari permainan pianonya. Aku melihatnya, seperti melihat seseorang yang sudah lama kucari, yang sudah lama hilang dalam lautan manusia.

Seperti menemukan pelabuhan tempat pelayaranku akhirnya berhenti.

Ketika lagu yang dimainkannya habis, aku bertepuk tangan pelan. "Kamu hebat," pujiku singkat sembari melangkah ke sisinya, lalu turut duduk di kursi piano.

Dia hanya tertawa ringan. "Terima kasih," jawabnya, sementara nada-nada indah kembali mengalun. "Mau main juga?"

Tanpa bicara aku meletakkan ujung jemariku di atas tuts piano, siap mengikuti musiknya. "Bagaimana kalau kita buat lagu baru?"

"Hmm, boleh juga. Dari tadi aku ingin memainkan melodi seperti ini," dia menekan beberapa tuts secara simultan, dan hatiku membuncah saat mendengarnya. Rasanya seakan-akan aku langsung menemukan nada yang cocok untuk melengkapinya. "Bagaimana menurutmu?"

"Lalu begini," kini giliranku memainkan kumpulan nada, harmoni menyatu dengan miliknya. "Manis, kan?"

"Hmm...," ia bergumam sementara aku terus berkreasi dengan laguku. "Terdengar seperti kisah kita. Manis, penuh kejutan, mengikuti tempo takdir."

Mau tak mau aku tertawa. "Tidak biasanya kamu puitis begitu," ujarku. Lagu yang kumainkan memasuki bridge, di mana aku memainkan nada-nada yang kompleks--seperti kisah kami, yang sempat menemui tanjakan terjal serta turunan curam. Namun setelah nada yang cukup melelahkan itu, bagian akhirnya berupa not-not simpel yang begitu ringan, begitu manis.

"Dan, kisah kita berakhir dengan ucapan 'aku mencintaimu'," cetusnya.

Aku tertawa lagi, dan menambahkan, "juga 'terima kasih'."

Setelah jemariku berhenti bergerak, namun tetap bertahan di atas tuts piano, kami saling berpandangan. Bisa kurasakan senyumku melebar. "Aku bersyukur bisa menemukanmu," bisikku.
Kusandarkan kepala di bahunya, membiarkan ia mengusap kepalaku.

"Aku tahu kita pasti bisa bertemu."

1 comment:

  1. semoga menang lomba #FF2IN1 , dan tetap semangat menulis ya.

    ReplyDelete