Thursday, June 4, 2015

[Fanfic] Tetesan Hujan (ch 14)

Title: Tetesan Hujan
Author: Vianna Orchidia / Annasthacy Chashyme
Fandom: Umineko no Naku Koro ni
Character: Ushiromiya Ange, Amakusa Juuza
Rating: K+
Genre: Romance, Friendship
Disclaimer: I do not own the series and the characters, and I do not gain any profit from this fanfiction
Warning: AU-ish?

matahari/ma·ta·ha·ri/ n benda angkasa, titik pusat tata surya berupa bola berisi gas yg mendatangkan terang dan panas pd bumi pd siang hari

“Di Dataran Emas tidak ada matahari.”

Kalimat itu terucap lebih sebagai gumamam seorang yang tidak sadar seratus persen, terombang-ambing dalam limbo dan panas tubuh yang tak menentu—sama sekali tidak dimaksudkan untuk ditangkap oleh gendang telinga orang lain apalagi sampai mengalami proses pengolahan di lobus temporal.

Tapi tentu saja, hal itu tidak berlaku untuk seorang Juuza Amakusa.

“Kenapa begitu?” tanya laki-laki bersurai perak itu, datar tapi sungguh-sungguh ingin tahu. Bola matanya mengawasi ekspresi wajah Ange yang berkerut tidak nyaman.

Untuk sesaat Ange hanya membisu. Mata hijaunya bergerak naik-turun membedah sosok lelaki yang duduk tegak di kursi meja kerja hotel yang telah diseret ke sisi tempat tidur. Ketika akhirnya menjawab, suaranya parau dan jauh. Seakan-akan butuh usaha lebih untuk tetap sadar dan menyampaikan jawaban itu. “Karena... Beatrice adalah penguasa Rokkenjima di malam hari...”

“Dan kau suka Dataran Tanpa Matahari itu?” tanya Amakusa sekali lagi. Kali ini kalimatnya sedikit hambar, terlalu kering dan putus asa.

“...ya.” Ange menutup mata, sedikit demi sedikit kesadarannya tertarik ke dalam limbo itu lagi. Dia merasa terbakar. Ia ingin menjerit, tapi sekujur tubuhnya tidak bisa bergerak. Bibirnya bergerak pelan sebelum kesadarannya benar-benar hilang. “...karena... di sana ada... keluargaku...”

Menyadari napas gadis itu mulai tersengal kesakitan, Amakusa segera bangkit dari kursi dan meraba kening Ange. Panas, membara. Demamnya naik lagi, entah untuk yang keberapa kalinya dalam empat puluh delapan jam setelah tembakan di perut dan infeksi yang menyerang luka tembaknya. Tak tahu lagi harus bagaimana, Amakusa mendecak kesal.

“Aku benci Dataran Tanpa Matahari-mu itu.”

A/N: so for anyone who doesn't get it: Ange got shot and the wound was infected, but she and Amakusa are still on the run so he can't risk them going to hospital. Instead, he treated her in the hotel room. But the infection caused some bad fever and it made her delirious.

No comments:

Post a Comment