Title: Tetesan Hujan
Author: Vianna Orchidia / Annasthacy Chashyme
Fandom: Umineko no Naku Koro ni
Character: Ushiromiya Ange, Amakusa Juuza
Rating: K+
Genre: Romance, Friendship
Disclaimer: I do not own the series and the characters, and I do not gain any profit from this fanfiction
Author: Vianna Orchidia / Annasthacy Chashyme
Fandom: Umineko no Naku Koro ni
Character: Ushiromiya Ange, Amakusa Juuza
Rating: K+
Genre: Romance, Friendship
Disclaimer: I do not own the series and the characters, and I do not gain any profit from this fanfiction
Warning: AU of Hunger Games
air n cairan jernih
tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau yg terdapat dan
diperlukan dl kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan yg secara
kimiawi mengandung hidrogen dan oksigen
Hijau bertemu kelabu, masing-masing
saling mengiris dengan intensitas seorang martir. Botol air yang
tidak bersalah itu menjadi saksi bisu pertarungan kedua peserta
terakhir yang berhasil bertahan hidup. Hampir bisa dipastikan bahwa
yang mendapatkan botol air tersebut adalah pemenang dari Hunger Games
ke-74. Pertama, mereka pasti akan mempertaruhkan nyawa untuk bisa
mengklaim air terakhir itu. Kedua, jika misalnya mereka berdua masih
hidup setelah perebutan selesai, siapapun yang kalah dan kehilangan
hak atas air itu akan mati dehidrasi. Ya, jelas inilah titik klimaks
dari Hunger Games tahun ini. Gadis kaya dari Distrik 1 melawan pemuda
pejuang distrik yang sama. (Tahun ini memang aneh, tidak ada gadis
pejuang yang mengajukan diri menggantikan nona besar ini. Mungkin
mereka memang ingin gadis bersurai merah itu mati.)
Ange mengeratkan genggamannya pada
kedua pancang berwarna hitam mengilat. Dia sudah sampai sejauh ini
hanya bermodalkan ketujuh pancang tersebut, dan sama sekali tidak
punya niat untuk mundur sekarang. Kalau memang harus mati, maka dia
akan mati setelah mengalahkan musuhnya.
Sementara itu Juuza memasuki kuda-kuda
bersama senapan berlaras panjang yang baru saja ia ambil dari korban
terakhirnya. Anak dari Distrik 12 itu tidak ada apa-apanya melawan
seorang pembunuh yang sudah dilatih untuk memenangkan Hunger Games.
Anak perempuan dari distriknya ini juga tidak. Jujur saja, Juuza
cukup terkejut mendapati gadis kaya itu masih bertahan hidup, tapi
melihat kilau berbahaya di matanya, Juuza segera paham.
Seakan ada aba-aba, keduanya bergerak
bersamaan, keinginan membunuh menguar dan menyelimuti. Botol air
terakhir itu hanya premis. Yang sesungguhnya adalah pertarungan antar
keinginan untuk kembali ke dunia di luar arena Hunger Games.
A/N:
I can't remember what those kids from District 1 and 2 are called, the ones trained specially to volunteer in Hunger Games, so I settled with pejuang. Lame, I know.
No comments:
Post a Comment