Saturday, June 27, 2015

[Fanfic] Tetesan Hujan (ch 20)

Title: Tetesan Hujan
Author: Vianna Orchidia / Annasthacy Chashyme
Fandom: Umineko no Naku Koro ni
Character: Ushiromiya Ange, Amakusa Juuza
Rating: K+
Genre: Romance, Friendship
Disclaimer: I do not own the series and the characters, and I do not gain any profit from this fanfiction
Warning: AU of Hunger Games

air n cairan jernih tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau yg terdapat dan diperlukan dl kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan yg secara kimiawi mengandung hidrogen dan oksigen

Hijau bertemu kelabu, masing-masing saling mengiris dengan intensitas seorang martir. Botol air yang tidak bersalah itu menjadi saksi bisu pertarungan kedua peserta terakhir yang berhasil bertahan hidup. Hampir bisa dipastikan bahwa yang mendapatkan botol air tersebut adalah pemenang dari Hunger Games ke-74. Pertama, mereka pasti akan mempertaruhkan nyawa untuk bisa mengklaim air terakhir itu. Kedua, jika misalnya mereka berdua masih hidup setelah perebutan selesai, siapapun yang kalah dan kehilangan hak atas air itu akan mati dehidrasi. Ya, jelas inilah titik klimaks dari Hunger Games tahun ini. Gadis kaya dari Distrik 1 melawan pemuda pejuang distrik yang sama. (Tahun ini memang aneh, tidak ada gadis pejuang yang mengajukan diri menggantikan nona besar ini. Mungkin mereka memang ingin gadis bersurai merah itu mati.)

Ange mengeratkan genggamannya pada kedua pancang berwarna hitam mengilat. Dia sudah sampai sejauh ini hanya bermodalkan ketujuh pancang tersebut, dan sama sekali tidak punya niat untuk mundur sekarang. Kalau memang harus mati, maka dia akan mati setelah mengalahkan musuhnya.

Sementara itu Juuza memasuki kuda-kuda bersama senapan berlaras panjang yang baru saja ia ambil dari korban terakhirnya. Anak dari Distrik 12 itu tidak ada apa-apanya melawan seorang pembunuh yang sudah dilatih untuk memenangkan Hunger Games. Anak perempuan dari distriknya ini juga tidak. Jujur saja, Juuza cukup terkejut mendapati gadis kaya itu masih bertahan hidup, tapi melihat kilau berbahaya di matanya, Juuza segera paham.

Seakan ada aba-aba, keduanya bergerak bersamaan, keinginan membunuh menguar dan menyelimuti. Botol air terakhir itu hanya premis. Yang sesungguhnya adalah pertarungan antar keinginan untuk kembali ke dunia di luar arena Hunger Games. 

A/N:
I can't remember what those kids from District 1 and 2 are called, the ones trained specially to volunteer in Hunger Games, so I settled with pejuang. Lame, I know.

No comments:

Post a Comment