Sunday, June 14, 2015

[Fanfic] Tetesan Hujan (ch 17)

Title: Tetesan Hujan
Author: Vianna Orchidia / Annasthacy Chashyme
Fandom: Umineko no Naku Koro ni
Character: Ushiromiya Ange, Amakusa Juuza
Rating: M
Genre: Romance, Friendship
Disclaimer: I do not own the series and the characters, and I do not gain any profit from this fanfiction
Warning: somewhat future AU, established relationship, smut!!

malam /ma·lam / n waktu setelah matahari terbenam hingga matahari terbit


Saat malam datang adalah waktu favorit Amakusa. Pasalnya, Ange tidak pernah mau 'bermain-main' dengannya, baik di tempat tidur atau bukan, kalau bukan malam hari setelah semua aktivitas mereka selesai. Gadis kolot itu.

Tapi setidaknya, begitu Amakusa menunjukkan gelagat ingin bercinta, Ange masih mau mengikuti segala keinginannya. Tempo hari mereka mencoba posisi baru (yang membuat Ange orgasme beberapa kali dalam waktu singkat dan Amakusa kegirangan karenanya), lalu kapan hari mereka melakukannya di konter dapur, atau di meja kerja Ange, atau di kamar mandi. Secara pribadi Amakusa paling suka yang di kamar mandi, dan untuk satu hal ini Ange kelihatannya setuju (walaupun mana mungkin dia mengatakannya langsung, hah).

Malam ini, Amakusa berniat melakukan eksperimen baru lagi. Begitu Ange menutup bukunya, gestur yang dihapal Amakusa sebagai tanda bahwa ia akan pergi tidur, laki-laki itu langsung menggeretnya ke pintu depan. Ange menatap iris kelabu itu dengan curiga.

"Apa-apaan, Amakusa?"

Seringai. "Ayo bercinta~"

Ange terbelalak. "Maksudmu di sini?"

"Di mana lagi, ck."

Ange menatap laki-laki itu setengah tidak percaya. Dia ingin meyakinkan dirinya sendiri kalau Amakusa hanya bercanda, tapi tidak, dia sangat serius. Dia serius ingin melakukannya di depan pintu masuk. Dan kalau laki-laki itu sudah serius, neraka sekalipun tidak bisa menghentikannya. (Oh, Ange tahu benar hal itu. Jangan tanya.)

Sadar kalau percuma saja berusaha membengkokkan niat laki-laki itu, Ange hanya bisa menghela napas pendek. Gadis bersurai merah itu pun mulai berkutat dengan kancing kemejanya, walau jemari sedikit tidak rela.

Amakusa yang melihat lampu hijau dari Ange segera mengikuti; ia melucuti pakaiannya dalam sekejap. Hanya mengenakan celana dalam, tangannya meraih dagu kekasihnya dan memberi kecupan panas di bibir gadis itu.

"Sudah tidak sabar?" ejek Ange saat merasakan kejantanan Amakusa menyentuh perutnya yang rata. Sayangnya Amakusa sama sekali tidak merasa diejek dan hanya membalasnya dengan tawa kecil, sementara kedua tangannya sibuk melepas kait bra Ange. Dasar laki-laki mesum, batin Ange ketika menangkap kilau di mata Amakusa yang tengah memelototi kedua payudara gadis itu.

Tapi jujur saja, jiwa petualang Amakusa (termasuk dalam urusan ranjang) adalah salah satu daya tarik yang berhasil memikat Sang Ratu Es, Ushiromiya Ange. Lagipula, biar mesum begitu, Amakusa masih memiliki sisi manis juga. Hal itu terbukti dari caranya mencium lembut Ange di tengah nafsu yang membara sementara ia memandu tubuh gadis itu untuk berbaring di lantai.

Malam ini tidak akan segera usai...

No comments:

Post a Comment