Title: Tetesan Hujan
Author: Vianna Orchidia / Annasthacy Chashyme
Fandom: Umineko no Naku Koro ni
Character: Ushiromiya Ange, Amakusa Juuza
Rating: M
Genre: Romance, Friendship
Disclaimer: I do not own the series and the characters, and I do not gain any profit from this fanfiction
Author: Vianna Orchidia / Annasthacy Chashyme
Fandom: Umineko no Naku Koro ni
Character: Ushiromiya Ange, Amakusa Juuza
Rating: M
Genre: Romance, Friendship
Disclaimer: I do not own the series and the characters, and I do not gain any profit from this fanfiction
Warning: somewhat future AU, established
relationship, smut!!
malam /ma·lam / n
waktu setelah matahari terbenam hingga matahari terbit
Saat malam datang adalah waktu favorit
Amakusa. Pasalnya, Ange tidak pernah mau 'bermain-main' dengannya,
baik di tempat tidur atau bukan, kalau bukan malam hari setelah semua
aktivitas mereka selesai. Gadis kolot itu.
Tapi setidaknya, begitu Amakusa
menunjukkan gelagat ingin bercinta, Ange masih mau mengikuti segala
keinginannya. Tempo hari mereka mencoba posisi baru (yang membuat
Ange orgasme beberapa kali dalam waktu singkat dan Amakusa kegirangan
karenanya), lalu kapan hari mereka melakukannya di konter dapur, atau
di meja kerja Ange, atau di kamar mandi. Secara pribadi Amakusa
paling suka yang di kamar mandi, dan untuk satu hal ini Ange
kelihatannya setuju (walaupun mana mungkin dia mengatakannya
langsung, hah).
Malam ini, Amakusa berniat melakukan
eksperimen baru lagi. Begitu Ange menutup bukunya, gestur yang
dihapal Amakusa sebagai tanda bahwa ia akan pergi tidur, laki-laki
itu langsung menggeretnya ke pintu depan. Ange menatap iris kelabu
itu dengan curiga.
"Apa-apaan, Amakusa?"
Seringai. "Ayo
bercinta~"
Ange terbelalak. "Maksudmu di
sini?"
"Di mana lagi, ck."
Ange menatap laki-laki itu setengah
tidak percaya. Dia ingin meyakinkan dirinya sendiri kalau Amakusa
hanya bercanda, tapi tidak, dia sangat serius. Dia serius ingin
melakukannya di depan pintu masuk. Dan kalau laki-laki itu sudah
serius, neraka sekalipun tidak bisa menghentikannya. (Oh, Ange tahu
benar hal itu. Jangan tanya.)
Sadar kalau percuma saja berusaha
membengkokkan niat laki-laki itu, Ange hanya bisa menghela napas
pendek. Gadis bersurai merah itu pun mulai berkutat dengan kancing
kemejanya, walau jemari sedikit tidak rela.
Amakusa yang melihat lampu hijau dari
Ange segera mengikuti; ia melucuti pakaiannya dalam sekejap. Hanya
mengenakan celana dalam, tangannya meraih dagu kekasihnya dan memberi
kecupan panas di bibir gadis itu.
"Sudah tidak sabar?" ejek
Ange saat merasakan kejantanan Amakusa menyentuh perutnya yang rata.
Sayangnya Amakusa sama sekali tidak merasa diejek dan hanya
membalasnya dengan tawa kecil, sementara kedua tangannya sibuk
melepas kait bra Ange. Dasar laki-laki mesum, batin Ange ketika
menangkap kilau di mata Amakusa yang tengah memelototi kedua payudara
gadis itu.
Tapi jujur saja, jiwa petualang Amakusa
(termasuk dalam urusan ranjang) adalah salah satu daya tarik yang
berhasil memikat Sang Ratu Es, Ushiromiya Ange. Lagipula, biar mesum
begitu, Amakusa masih memiliki sisi manis juga. Hal itu terbukti dari
caranya mencium lembut Ange di tengah nafsu yang membara sementara ia
memandu tubuh gadis itu untuk berbaring di lantai.
Malam ini tidak akan segera usai...
No comments:
Post a Comment