Wednesday, June 13, 2012

[Review] Supernova (Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh) by Dee

Selamat malam! \^o^/
Kali ini saya mau cuap-cuap tentang seri Supernova oleh Dee d/h Dewi Lestari. Pernah diterbitkan tahun 2001-2004, sebelum diterbitkan ulang oleh Bentang Pustaka pada 2012.

Seri ini sudah mencapai empat buku. Secara kronologis:
- Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh
- Akar
- Petir
- Partikel
Lalu, coming soon sesuai dengan yang ditulis Dee dalam profil penulis di edisi Petir, adalah Gelombang dan Inteligensi Embun Pagi.

Yang sudah saya baca sejauh ini, baru sampai Petir. (Yang Partikel, masih nunggu pinjeman dari teman. Fufu :D)

So, kita mulai dari yang pertama. Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh. 

Gambar sampul, terbitan Bentang Pustaka (2012). I don't own the picture.

(SPOILER WARNING!!)

 Dari segi tema dan ide, jujur saja saya harus memberi lima dari lima bintang yang ada. Dibuka dengan pasangan BL (boys love--well, saya penggemar animanga jadi maklum kalau istilahnya begini) yang lebih suka bertukar pandangan mereka dalam berbagai permasalahan daripada bermesraan. Mereka membuat suatu fiksi yang mengandung prinsip-prinsip ilmiah. Siapa sangka, di dunia nyata, memang berlangsung kisah yang sama seperti karya mereka itu, bahkan mulai membentuk ikatan yang hampir mistis dengan progress menulis si pasangan BL <-- this. Bagian inilah yang mengejutkan, mendebarkan, menyenangkan. Ide yang kompleks dan cukup orisinil.

Dari segi plot, banyak yang tidak terduga. I love surprises :)
Nothing to comment on this one, I think. Just read, hahaha.

Dari segi diksi dan gaya penulisan, bisa dibilang novel ini sangat revolusioner. Penggabungan bahasa yang ilmiah dengan ide cerita yang fantastis menghasilkan gaya penulisan yang... istilahnya, bisa mengaduk-aduk isi otak pembacanya. Saya bahkan meragukan ada orang yang benar-benar paham seluruh istilah ilmiah yang digunakan Dee di sini. Which leads me to wonder, just how much survey did she conduct when writing this?
Selain itu, flow yang dipakai oleh Dee memang tidak biasa. Di satu sisi terasa sangat ilmiah, mendorong kita untuk memfantasikan kuantum, filosofi, dan ensiklopedi--namun di sisi lain begitu tradisional dan lugu.
Singkatnya, mengaduk-aduk isi otak.

Dari segi karakterisasi... Di sini saya merasa sedikit kecewa. Penggunaan bahasa ilmiah yang berbelit-belit justru melemahkan sifat mereka. Apalagi Bintang Jatuh alias Diva--she's way too hard to grasp behind that mary-sue-ness. Almost like a divine being, a deity--she knows everything and she solves everything as Supernova. Mary-sue ensues, and I hate it.
Lalu, Rana. Tidak jelas apa maunya, jujur saja. Terlalu 'maksa' hingga akhirnya berakhir dengan Arwin. Ferre, terlampau 'jatuh' kepada cinta hingga kehilangan dirinya yang dulu--I hate this kind of characterization too. Dimas dan Reuben, tidak banyak terlihat perkembangannya tapi justru yang paling acceptable untuk saya.

Uhuk. Panjang dan... sedikit nggak jelas. Review macam apa ini.
Anyway, overall rating saya untuk novel ini... berapa ya.... 8.5/10 deh. I like the general idea and the plot. Juga gaya penulisannya (yea, I'm a fan of something revolutionary).

Riiight, I'll post my review on the second and third book later.
Until next time then.

No comments:

Post a Comment