Monday, July 13, 2015

[Fanfic] Tetesan Hujan (ch 23)

Title: Tetesan Hujan
Author: Vianna Orchidia / Annasthacy Chashyme
Fandom: Umineko no Naku Koro ni
Character: Ushiromiya Ange, Amakusa Juuza
Rating: K+
Genre: Romance, Friendship
Disclaimer: I do not own the series and the characters, and I do not gain any profit from this fanfiction
Warning: AU

curang /cu·rang/ a tidak jujur; tidak lurus hati; tidak adil

Kartu-kartu berserakan di atas meja, beberapa terjatuh hingga ke lantai, setelah lelaki malang itu mendobrak meja saking murkanya ia. Lelaki itu menuding gadis bersurai merah yang duduk di hadapannya dengan mata nyalang. “KAU! KAU CURANG!”

Perempuan muda itu hanya mengangkat satu alis, ekspresi wajahnya tidak berubah dari kerutan bosan yang sejak awal permainan ia pasang. “Curang bagaimana?” tanyanya tenang, sembari mengambil cangkir tehnya.

Ditanggapi tanpa antusiasme begitu semakin membuat lelaki itu mendidih. “CEWEK SIALAN—”

Belum lagi kalimatnya selesai, belum lagi lelaki itu sempat beranjak dari tempatnya untuk meraih gadis itu, tubuhnya tiba-tiba terbanting ke lantai dengan satu erangan pendek. Dengan satu lengan terlipat di punggung, seseorang menimpa tubuhnya sehingga ia tidak bisa bergerak.

“Tsk, tsk... Kalah lalu menyerang pemenangnya? Padahal lawanmu cuma anak perempuan. Menyedihkan sekali.” Orang yang menahan gerakan laki-laki itu terkekeh, namun cengkeraman tangannya semakin kuat sampai si korban mengerang kesakitan sekali lagi. “Sekarang, bagaimana kalau kau keluar dari sini dengan tenang, hmm? Jangan lupa tinggalkan semua uangmu.”

Setelah laki-laki malang itu pergi, masih dengan raut tak terima di wajahnya, Ange kembali meminum tehnya dengan tenang. “Amakusa. Bereskan kartunya,” perintahnya pada laki-laki bersurai perak yang sedang menghitung-hitung uang di dalam dompet yang ditinggalkan si laki-laki malang.

“Aah, Ojou. Poker face-mu itu memang tidak ada duanya,” Amakusa tertawa sembari memungut kartu-kartu yang berceceran di lantai. “Bahkan saat kau menarik kartunya dengan curang, ekspresi wajahmu tidak berubah sama sekali.”

Tahu bahwa di ruangan itu hanya tersisa mereka berdua, Ange membiarkan bibirnya membentuk senyum miring. “Selama dia tidak bisa membuktikan itu, aku tetap menang,” ujarnya.

A/N: Looks like there are scenes that are good only on visual and not on written forms.

No comments:

Post a Comment