Title: Tetesan Hujan
Author: Vianna Orchidia / Annasthacy Chashyme
Fandom: Umineko no Naku Koro ni
Character: Ushiromiya Ange, Amakusa Juuza
Rating: K+
Genre: Romance, Friendship
Disclaimer: I do not own the series and the characters, and I do not gain any profit from this fanfiction
Author: Vianna Orchidia / Annasthacy Chashyme
Fandom: Umineko no Naku Koro ni
Character: Ushiromiya Ange, Amakusa Juuza
Rating: K+
Genre: Romance, Friendship
Disclaimer: I do not own the series and the characters, and I do not gain any profit from this fanfiction
Warning: AU
curang /cu·rang/ a tidak
jujur; tidak lurus hati; tidak adil
Kartu-kartu berserakan di atas meja,
beberapa terjatuh hingga ke lantai, setelah lelaki malang itu
mendobrak meja saking murkanya ia. Lelaki itu menuding gadis bersurai
merah yang duduk di hadapannya dengan mata nyalang. “KAU! KAU
CURANG!”
Perempuan muda itu hanya mengangkat
satu alis, ekspresi wajahnya tidak berubah dari kerutan bosan yang
sejak awal permainan ia pasang. “Curang bagaimana?” tanyanya
tenang, sembari mengambil cangkir tehnya.
Ditanggapi tanpa antusiasme begitu
semakin membuat lelaki itu mendidih. “CEWEK SIALAN—”
Belum lagi kalimatnya selesai, belum
lagi lelaki itu sempat beranjak dari tempatnya untuk meraih gadis
itu, tubuhnya tiba-tiba terbanting ke lantai dengan satu erangan
pendek. Dengan satu lengan terlipat di punggung, seseorang menimpa
tubuhnya sehingga ia tidak bisa bergerak.
“Tsk, tsk... Kalah lalu menyerang
pemenangnya? Padahal lawanmu cuma anak perempuan. Menyedihkan
sekali.” Orang yang menahan gerakan laki-laki itu terkekeh, namun
cengkeraman tangannya semakin kuat sampai si korban mengerang
kesakitan sekali lagi. “Sekarang, bagaimana kalau kau keluar dari
sini dengan tenang, hmm? Jangan lupa tinggalkan semua uangmu.”
Setelah laki-laki malang itu pergi,
masih dengan raut tak terima di wajahnya, Ange kembali meminum tehnya
dengan tenang. “Amakusa. Bereskan kartunya,” perintahnya pada
laki-laki bersurai perak yang sedang menghitung-hitung uang di dalam
dompet yang ditinggalkan si laki-laki malang.
“Aah, Ojou. Poker face-mu itu
memang tidak ada duanya,” Amakusa tertawa sembari memungut
kartu-kartu yang berceceran di lantai. “Bahkan saat kau menarik
kartunya dengan curang, ekspresi wajahmu tidak berubah sama sekali.”
Tahu bahwa di ruangan itu hanya tersisa
mereka berdua, Ange membiarkan bibirnya membentuk senyum miring.
“Selama dia tidak bisa membuktikan itu, aku tetap menang,”
ujarnya.
A/N: Looks like there are scenes that are good only on visual and not on written forms.
No comments:
Post a Comment