Title: Tetesan Hujan
Author: Vianna Orchidia / Annasthacy Chashyme
Fandom: Umineko no Naku Koro ni
Character: Ushiromiya Ange, Amakusa Juuza
Rating: K+
Genre: Romance, Friendship
Disclaimer: I do not own the series and the characters, and I do not gain any profit from this fanfiction
Author: Vianna Orchidia / Annasthacy Chashyme
Fandom: Umineko no Naku Koro ni
Character: Ushiromiya Ange, Amakusa Juuza
Rating: K+
Genre: Romance, Friendship
Disclaimer: I do not own the series and the characters, and I do not gain any profit from this fanfiction
Warning: high school AU
kunci /kun·ci/ n
alat untuk mengancing pintu, peti, dsb, terdiri atas anak kunci dan
induk kunci
Ange terjengkang ketika tangan-tangan
putih itu mendorongnya sekuat tenaga ke dalam kegelapan. Para iblis
wanita itu kini menertawainya, melemparkan ejekan-ejekan kecil, lalu
menutup pintu dengan suara klik yang final.
“Kuno sekali, mengunciku di kloset
alat kebersihan,” keluh Ange setelah berdiri dan menepis debu dari
rok sekolahnya. Gadis itu tidak tampak peduli dengan suasana gelap
yang memerangkapnya. Dia hanya mengernyit sebentar karena bau apak
yang cukup menusuk hidung, lalu melipat kedua lengan di depan dada.
Matanya memperhatikan segaris cahaya yang masuk dari celah di pintu
kloset, menghela napas pendek. “Setidaknya aku tidak akan kehabisan
oksigen di sini.”
“Yaa, kukira ada siapa, ternyata kamu
ya, Nona Ushiromiya~”
Ange tergagap ketika suara laki-laki
itu tiba-tiba terdengar dari bagian kloset yang lebih dalam. Sesaat
kemudian, Ange bisa melihat rambut perak panjang dan segaris wajah
tampan berkat cahaya dari celah pintu. “Amakusa-sensei,”
dengusnya. “Sedang apa sensei di dalam kloset?”
“Menyimpan alat kebersihan, tentu
saja. Tidak mungkin aku sedang digencet dan dikunci di sini kan?”
guru olahraga yang masih muda dan gemar menggoda Ange itu meledek
Ange dengan nada santai, sementara tangannya mencoba memutar gagang
pintu.
Ange merasakan pipinya mulai terbakar.
“Siapa yang sedang digencet?”
“Lalu kenapa kau di sini, hmm?”
Lelaki itu tidak menyebutkan kalau dia melihat seluruh kejadian saat
kedatangan Ange. “Ushiromiya. Punya jepit, atau peniti?”
Masih dengan kernyitan dalam, Ange
berkutat sebentar dengan dasi seragamnya dan menarik sebuah peniti,
yang ia serahkan ke Amakusa. “Aku sengaja tidak melawan.
Buang-buang energi saja,” kilahnya, sementara iris kehijauan
miliknya memperhatikan jemari cekatan lelaki itu memutar-mutar peniti
ke dalam lubang kunci sampai terdengar bunyi klek.
“Hmm, terserah katamu saja~”
Amakusa membuka pintu dan segera menarik tangan Ange keluar dari
ruangan yang pengap itu. Tapi genggaman tangannya tidak segera ia
lepas, melainkan terus menarik Ange ke koridor. Ange meronta sedikit.
“Ayolah, Ushiromiya. Aku belum makan siang. Temani aku.”
Terdiam sesaat, Ange berhenti meronta.
“Dasar guru mesum.”
No comments:
Post a Comment