Monday, July 13, 2015

[Fanfic] Tetesan Hujan (ch 24)

Title: Tetesan Hujan
Author: Vianna Orchidia / Annasthacy Chashyme
Fandom: Umineko no Naku Koro ni
Character: Ushiromiya Ange, Amakusa Juuza
Rating: K+
Genre: Romance, Friendship
Disclaimer: I do not own the series and the characters, and I do not gain any profit from this fanfiction
Warning: high school AU
 
kunci /kun·ci/ n alat untuk mengancing pintu, peti, dsb, terdiri atas anak kunci dan induk kunci 

Ange terjengkang ketika tangan-tangan putih itu mendorongnya sekuat tenaga ke dalam kegelapan. Para iblis wanita itu kini menertawainya, melemparkan ejekan-ejekan kecil, lalu menutup pintu dengan suara klik yang final.

“Kuno sekali, mengunciku di kloset alat kebersihan,” keluh Ange setelah berdiri dan menepis debu dari rok sekolahnya. Gadis itu tidak tampak peduli dengan suasana gelap yang memerangkapnya. Dia hanya mengernyit sebentar karena bau apak yang cukup menusuk hidung, lalu melipat kedua lengan di depan dada. Matanya memperhatikan segaris cahaya yang masuk dari celah di pintu kloset, menghela napas pendek. “Setidaknya aku tidak akan kehabisan oksigen di sini.”

“Yaa, kukira ada siapa, ternyata kamu ya, Nona Ushiromiya~”

Ange tergagap ketika suara laki-laki itu tiba-tiba terdengar dari bagian kloset yang lebih dalam. Sesaat kemudian, Ange bisa melihat rambut perak panjang dan segaris wajah tampan berkat cahaya dari celah pintu. “Amakusa-sensei,” dengusnya. “Sedang apa sensei di dalam kloset?”

“Menyimpan alat kebersihan, tentu saja. Tidak mungkin aku sedang digencet dan dikunci di sini kan?” guru olahraga yang masih muda dan gemar menggoda Ange itu meledek Ange dengan nada santai, sementara tangannya mencoba memutar gagang pintu.

Ange merasakan pipinya mulai terbakar. “Siapa yang sedang digencet?”

“Lalu kenapa kau di sini, hmm?” Lelaki itu tidak menyebutkan kalau dia melihat seluruh kejadian saat kedatangan Ange. “Ushiromiya. Punya jepit, atau peniti?”

Masih dengan kernyitan dalam, Ange berkutat sebentar dengan dasi seragamnya dan menarik sebuah peniti, yang ia serahkan ke Amakusa. “Aku sengaja tidak melawan. Buang-buang energi saja,” kilahnya, sementara iris kehijauan miliknya memperhatikan jemari cekatan lelaki itu memutar-mutar peniti ke dalam lubang kunci sampai terdengar bunyi klek.

“Hmm, terserah katamu saja~” Amakusa membuka pintu dan segera menarik tangan Ange keluar dari ruangan yang pengap itu. Tapi genggaman tangannya tidak segera ia lepas, melainkan terus menarik Ange ke koridor. Ange meronta sedikit. “Ayolah, Ushiromiya. Aku belum makan siang. Temani aku.”

Terdiam sesaat, Ange berhenti meronta. “Dasar guru mesum.”

No comments:

Post a Comment